"Kamu tuh udah Bapak kasih tahu kalau pergi jauh-jauh mending naik mobil atau bus saja! Kalau pakai motor terus tidak konsentrasi kan jadinya begini ini", kata seorang lelaki di hadapanku. "Tapi Pak.. Aku kan juga pengen pergi ke pantai bareng temen-temen sekelas", rengekku sambil memegani kaki yang penuh balutan perban. Sambil mengaduh aku kembali mengeluh, "Bapak sudah pernah muda kan? Kenapa Bapak melarangku seperti itu? Aku juga ingin bersenang-senang!" Dengan susah payah aku mulai beranjak dari tempat dudukku. Sebelum aku melangkah pergi, Bapak mencegahku. Dari tatapannya aku mengerti bahwa Bapak ingin menjelaskan sesuatu yang tak pernah ku ketahui sebelumnya.
Aku berhenti. Bapak melanjutkan perkataannya, "Aku tidak mau kehilangan putri semata wayang yang ku sayangi. Mungkin kamu tidak tahu bagaimana rasanya menjadi Bapak dan Ibu yang hanya memiliki satu anak perempuan seperti orang tuamu ini. Nak, sesungguhnya jauh di dalam hati Bapak sangat ingin melihatmu bahagia. Namun kekhawatiran akan keselamatanmu selalu saja melanda di kala kamu bepergian jauh, berhari-hari, dan tidak bersama kami. Maafkan aku, Nak.Bapak sesungguhnya sayang sekali padamu." Air mataku mengalir perlahan dari sudut mataku. Aku memeluk Bapak sambil menangis pelan. Kini aku mengerti maksud Bapak. Mungkin kasih sayang Bapak tak nampak sebesar kasih sayang Ibu. Namun ketulusannya tak pernah kalah apabila dibandingkan dengan ketulusan lelaki lain di dunia ini. Kau adalah cinta pertama setiap anak perempuan dan panutan tiap anak lelaki di dunia ini. Thanks a lot, Dad.
written by H and S
written by H and S
0 Response to "My First Love"
Posting Komentar